Ketika berbicara tentang konstruksi, renovasi, atau bahkan perbaikan rumah sederhana, memilih sealant atau perekat yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam kinerja dan ketahanan. Dua pilihan yang paling populer adalah silikon dan poliuretan (PU). Meskipun keduanya mungkin terlihat serupa dalam tabung kartrid, sifat dan aplikasinya cukup berbeda. Mari kita bahas secara rinci agar Anda dapat memilih yang tepat untuk proyek Anda.
Apa itu Silikon?
Silikon sealant terbuat dari polimer silikon dan dikenal karena fleksibilitasnya serta ketahanannya terhadap cuaca. Setelah mengeras, sealant ini tetap elastis selama bertahun-tahun tanpa menyusut atau retak.
Keunggulan Utama Silikon:
- Sangat fleksibel — tetap elastis dalam jangka panjang
- Ketahanan UV dan cuaca yang sangat baik
- Tahan terhadap suhu ekstrem (–50°C hingga +150°C atau lebih)
- Ideal untuk kaca, keramik, dan permukaan halus yang tidak berpori.
Aplikasi Terbaik:
- Pemasangan segel jendela dan kaca
- Dinding fasad dan dinding tirai
- Kamar mandi dan dapur (pelapisan anti air)
- Sambungan yang terpapar pergerakan tinggi atau perubahan suhu
Kekurangan:
- Tidak dapat dicat
- Adhesif yang lebih lemah pada permukaan poros (beton, kayu, bata) tanpa primer.
Apa itu Polyurethane (PU)?
Adhesif dan sealant poliuretan terbuat dari polimer PU dan dikenal karena kekuatan dan fleksibilitasnya. Mereka memberikan daya rekat yang sangat baik pada bahan bangunan poros dan dapat dicat setelah mengeras.
Keunggulan Utama Polyurethane:
- Perekat yang kuat pada beton, kayu, batu bata, dan logam
- Dapat dicat setelah mengering
- Tahan terhadap benturan dan getaran
- Tahan lama dalam lingkungan konstruksi
Aplikasi Terbaik:
- Sambungan ekspansi dan konstruksi
- Sambungan lantai
- Perekat struktural (ubin, panel, plint, ambang jendela)
- Pekerjaan penyegelan dan perekat umum dalam konstruksi
Kekurangan:
- Ketahanan UV yang lebih rendah dibandingkan dengan silikon (dapat menguning atau retak di bawah sinar matahari yang kuat)
- Ketahanan suhu rendah (–30°C hingga +80°C)
Perbandingan:
Fitur | Silikon | Poliuretan (PU) |
Fleksibilitas | Elastisitas yang sangat tinggi dan tahan lama | Tinggi, tetapi lebih kuat dan lebih kaku. |
Ketahanan terhadap sinar UV dan cuaca | Sangat baik, umur pakai yang panjang di luar ruangan | Baik, tetapi kurang tahan lama dalam paparan sinar UV yang kuat. |
Ketahanan Suhu | –50°C to +150°C+ | –30°C to +80°C |
Adhesi | Terbaik untuk permukaan halus dan tidak berpori (kaca, keramik) | Terbaik untuk permukaan poros (beton, kayu, bata, logam) |
Pengecatan | ❌ Tidak bisa dicat | ✅ Bisa dicat |
Ketahanan | Tahan lama | Kuat dan tahan lama, tetapi mungkin akan lebih cepat rusak jika digunakan di luar ruangan. |
Cocok untuk | Jendela, kamar mandi, dinding kaca | Lantai, dinding, sambungan struktural |
Mana yang Harus Anda Pilih?
- Pilih silikon jika Anda membutuhkan ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap sinar UV, dan fleksibilitas tinggi, seperti pada jendela, fasad, atau kamar mandi.
- Pilih Polyurethane jika Anda membutuhkan daya rekat yang kuat, kemudahan pengecatan, dan ketahanan konstruksi, seperti pada sambungan lantai, dinding, atau aplikasi struktural umum.
Dengan memahami perbedaan antara silikon dan poliuretan, Anda dapat memastikan proyek Anda lebih awet dan berkinerja lebih baik.
Di BBS, kami dapat membantu Anda menemukan sealant atau perekat yang tepat untuk proyek Anda di Indonesia — baik untuk menyegel kaca, merekatkan panel, atau mengisolasi sambungan. Hubungi kami hari ini untuk mendapatkan saran ahli dan opsi pasokan.