MEMILIH JALAN YANG TEPAT: MENELUSURI METODE PENGADAAN KONSTRUKSI UMUM

Dalam ranah konstruksi, memilih metode pengadaan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan sebuah proyek. Berbagai faktor memengaruhi keputusan ini, seperti kompleksitas desain, toleransi risiko, dan tingkat keterlibatan pemilik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lima metode pengadaan konstruksi umum: Desain-Tender-Bangun, Desain-Bangun, Manajemen Konstruksi, Turnkey, dan Kontrak Prime Ganda.

Desain-Tender-Bangun

Desain-Tender-Bangun adalah pendekatan tradisional dalam pengadaan konstruksi, mengikuti urutan yang sederhana. Awalnya, pemilik menyewa seorang arsitek atau tim desain untuk membuat rencana proyek yang terperinci. Setelah merampungkan desain, pemilik meminta penawaran dari kontraktor untuk melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi desain. Metode ini lebih disukai ketika desain sudah terdefinisi dengan baik dan pemilik bertujuan untuk meminimalkan risiko. Namun, konflik potensial antara tim desain dan konstruksi dapat muncul jika perubahan diperlukan selama fase konstruksi.

Desain-Bangun:

Desain-Bangun adalah ketika pemilik memasuki satu kontrak dengan sebuah perusahaan desain-bangun yang bertanggung jawab baik atas desain maupun konstruksi proyek. Berurusan hanya dengan satu entitas meningkatkan koordinasi dan mempercepat jadwal proyek, menjadikannya sangat efektif ketika batasan waktu menjadi sangat penting.

Meskipun Desain-Bangun menawarkan sejumlah manfaat seperti efisiensi dan komunikasi yang lancar, ada juga potensi kerugian yang perlu dipertimbangkan:

  • Keterbatasan kontribusi desain bagi pemilik, dibandingkan dengan pendekatan tradisional.
  • Potensi konflik kepentingan dengan langkah-langkah penghematan biaya.
  • Berkurangnya peluang penawaran kompetitif.
  • Ketergantungan pada perusahaan desain-bangun untuk kedua desain dan konstruksi.
  • Risiko melonjaknya biaya akibat desain yang tergesa-gesa atau perubahan yang tidak terduga.

Manajemen Konstruksi:

Manajemen Konstruksi melibatkan pemilik yang menyewa seorang manajer konstruksi (CM) untuk mengawasi seluruh proses konstruksi. Bertindak sebagai konsultan, CM memberikan keahlian dalam penjadwalan, perencanaan anggaran, dan koordinasi proyek. Meskipun pemilik mungkin menyewa kontraktor terpisah untuk komponen proyek yang berbeda, CM memastikan integrasi yang lancar. Metode ini memberikan pemilik kontrol yang lebih besar atas proyek dan fleksibilitas dalam pemilihan kontraktor.

Turnkey:

Dalam pendekatan Turnkey, pemilik mengontrak satu entitas untuk mengelola proyek dari awal hingga selesai. Kontraktor kunci mengurus kedua tahap desain dan konstruksi, memberikan proyek yang sepenuhnya fungsional setelah selesai. Metode ini mengurangi keterlibatan pemilik, menarik bagi mereka yang mencari proses konstruksi yang bebas masalah.

Multiple Prime Contracting:

Multiple Prime Contracting membagi proyek konstruksi menjadi segmen-segmen kecil, dengan pemilik mengontrak secara terpisah dengan berbagai kontraktor prime untuk berbagai aspek proyek. Metode ini dipilih untuk keahlian khusus atau ketika pemilik lebih suka manajemen tersegmentasi. Meskipun menawarkan fleksibilitas, metode ini memerlukan pemilik untuk mengelola beberapa kontrak dan mengkoordinasikan berbagai kontraktor.

Sebagai kesimpulan, pemilihan metode pengadaan konstruksi yang sesuai seharusnya sejalan dengan persyaratan unik proyek, batas waktu, dan keterbatasan anggaran. Setiap metode memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing.

di dalam Blog kami
RA SOLOMON 26 Februari 2024
BAGIKAN POSTINGAN ini
Arsip
"MEMBANGUN SECARA MURAH BUKAN HAL YANG BAIK, DAN BANGUNAN BAIK BUKANLAH YANG MURAH."